You are currently viewing Safari Inovasi Sambas Berlanjut ke Galing dan Sajingan Besar: Dorong Pertanian Ekspor dan Inovasi Adat di Wilayah Perbatasan

Safari Inovasi Sambas Berlanjut ke Galing dan Sajingan Besar: Dorong Pertanian Ekspor dan Inovasi Adat di Wilayah Perbatasan

Komitmen Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mempersiapkan keikutsertaan pada Innovative Government Award (IGA) Tahun 2024 terus diwujudkan melalui kegiatan Safari Inovasi Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2024. Kali ini, Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda melanjutkan safari ke dua kecamatan perbatasan, yaitu Kecamatan Galing dan Kecamatan Sajingan Besar. Kegiatan ini difokuskan untuk menjaring, memverifikasi, dan membina inovasi-inovasi potensial yang akan dilaporkan secara elektronik melalui Aplikasi Inovasi Daerah milik Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Kecamatan Galing dikenal sebagai wilayah yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Dalam safari ini, Litbang Bappeda menemukan bahwa isu inovasi yang tengah berjalan dan berkembang adalah upaya mendorong kegiatan ekspor buah semangka sebagai solusi peningkatan ekonomi masyarakat. Uniknya, kegiatan ekspor ini tidak dilakukan secara individual, tetapi dikembangkan melalui pendekatan gotong royong antarpetani. Model kerja kolektif ini tidak hanya memperkuat daya tawar masyarakat di pasar luar negeri, tetapi juga menciptakan semangat kolaboratif dalam pengelolaan hasil pertanian.

Inisiatif ini telah membuahkan hasil nyata berupa peningkatan pendapatan warga serta memperluas jejaring pasar untuk komoditas lokal. Dalam forum diskusi bersama tim Litbang, pihak kecamatan menyampaikan harapannya agar program ini dapat terus dikembangkan dan diperkuat melalui dukungan kelembagaan, pendampingan teknis, serta pelaporan inovasi yang terstruktur.

Safari Inovasi di Kecamatan Galing

Sementara itu, di Kecamatan Sajingan Besar, pendekatan inovasi diarahkan pada tiga bidang yang mencerminkan potensi sekaligus kebutuhan khas wilayah perbatasan. Pertama adalah pengembangan budidaya padi merah dan padi hitam di Desa Senatab, yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga menjaga kekayaan hayati lokal. Kedua, pengelolaan potensi wisata alam Riam Panong yang menawarkan keindahan alami khas pedalaman perbatasan, serta menjadi peluang strategis dalam mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat. Ketiga, penyusunan Peraturan Desa (Perdes) tentang Perlindungan Anak berbasis adat, sebagai wujud kepedulian terhadap hak anak yang diintegrasikan dengan nilai-nilai lokal dan tradisi masyarakat adat perbatasan.

Ketiga isu tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Sajingan Besar memiliki pendekatan inovasi yang cukup komprehensif, menyentuh aspek ekonomi, sosial, dan budaya secara seimbang. Tim Litbang Bappeda memberikan apresiasi atas keberagaman inovasi yang dikembangkan, dan mendorong agar seluruh kegiatan tersebut dapat dirumuskan secara sistematis ke dalam dokumen pelaporan inovasi daerah.

Dalam kesempatan ini, Litbang Bappeda juga kembali mengingatkan tentang kewajiban inovasi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2023. Setiap perangkat daerah, termasuk kecamatan, wajib memiliki paling sedikit satu inovasi yang dapat dilaporkan dan dinilai dalam sistem IGA. Kewajiban ini tidak hanya penting dari sisi administratif, tetapi juga mencerminkan semangat transformasi pelayanan publik dan pembangunan daerah yang lebih inklusif dan kontekstual.

Safari Inovasi di Kecamatan Sajingan Besar

Safari inovasi di Kecamatan Galing dan Sajingan Besar menjadi bukti nyata bahwa inovasi dapat lahir dari berbagai sektor, mulai dari pertanian, pariwisata, hingga perlindungan sosial berbasis adat. Dengan pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah, Pemerintah Kabupaten Sambas berharap dapat menghadirkan portofolio inovasi yang otentik, berdampak, dan dapat direplikasi oleh daerah lain di Indonesia.

Melalui semangat kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat di akar rumput, Kabupaten Sambas optimis menyongsong IGA 2024 sebagai daerah perbatasan yang tidak hanya kreatif, tetapi juga mampu memaksimalkan potensi lokal untuk menjawab tantangan global.

Leave a Reply